Harga Minyak Mentah Dunia Turun Berdampak pada ICP, Ini Penyebabnya
Penulis :
Redaksi
Share :
Pengeboran Lepas Pantai (Foto/Wikipedia)
Hukum & Bisnis - Harga minyak mentah utama di pasar internasional mengalami penurunan, sehingga berdampak pada penetapan harga rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah menetapkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bulan Februari 2025 sebesar US$74,29 per barel.
Harga tersebut turun US$2,52 per barel dari ketetapan ICP Januari 2025 sebesar US$76,81 per barel. Angka ICP Februari ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 90.K/MG.01/MEM/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Februari 2025 tanggal 11 Maret 2025.
Plt. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Chrisnawan Anditya menyebutkan penurunan tersebut salah satunya dipengaruhi kekhawatiran pasar atas potensi penurunan permintaan minyak dunia akibat penetapan tarif Amerika Serikat (AS) untuk Kanada dan Meksiko.
Selain itu, penurunan harga minyak mentah global juga didorong oleh meredanya risiko geopolitik akan adanya potensi berakhirnya perang antara Rusia dan Ukraina dan adanya indikasi potensi pengurangan sanksi terhadap Rusia, memicu kekhawatiran terjadinya oversupply.
"Penetapan tarif AS untuk Kanada dan Meksiko yang direncanakan akan segera diberlakukan, serta potensi penetapan tarif impor AS untuk negara-negara Uni Eropa hingga 25 persen," jelasnya di Jakarta, Kamis (13/3).
Chrisnawan menyampaikan, pasca penetapan tarif oleh AS, Tiongkok menetapkan kebijakan tarif balasan untuk AS yang berlaku pada 10 Februari 2025 atas minyak mentah, kendaraan, dan mesin pertanian sebesar 10%, serta batu bara dan LNG sebesar 15%.
Selain itu, International Energy Agency (IEA) dalam publikasi bulan Februari menyampaikan bahwa suplai negara non-OPEC mengalami peningkatan produksi hingga 200 ribu barel perhari, menjadi 14,31 juta barel.
Sementara, untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah, selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi kekhawatiran pasar atas kondisi perekonomian Tiongkok pascapublikasi Caixin Purchasing Manager Index Tiongkok sebesar 51 yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Katanya terdapat juga unplanned shutdown pada Crude Distillation Unit di Kilang Kawasaki, Jepang dengan kapasitas 172,1 ribu barel per hari dan direncanakan akan dioperasikan kembali pada pertengahan Februari 2025.
Selengkapnya perkembangan harga minyak mentah utama pada Februari 2025 dibandingkan Januari 2025 adalah sebagai berikut:
Dated Brent turun sebesar US$4,08 per barel dari US$79,23 per barel menjadi US$75,16 per barel.
WTI (Nymex) turun sebesar US$3,89 per barel dari US$75,10 per barel menjadi US$71,21 per barel.
Brent (ICE) turun sebesar US$3,39 per barel dari US$78,35 per barel menjadi US$74,95 per barel.
Basket OPEC turun sebesar US$2,56 per barel dari US$79,45 per barel menjadi US$76,89 per barel.
Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$2,52 per barel dari US$76,81 per barel menjadi US$74,29 per barel.