Berita

Waspada! Hujan Lebat dan Banjir Menghantui Mudik dan Balik Lebaran 2025

Senin, 10 Maret 2025 - 21:04 WIB

Penulis :

Redaksi
Tags : BMKG, Idulfitri 1446 H, Cuaca Ekstrem
Waspada! Hujan Lebat dan Banjir Menghantui Mudik dan Balik Lebaran 2025
Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

Hukum & Bisnis - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan seluruh pihak untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi menjelang dan selama periode Idulfitri 1446 H.

Demikian disampaikan Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Senin (10/3) dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 yang digelar secara hybrid oleh Kementerian Dalam Negeri.

Karena itu katanya pentingnya antisipasi dini terhadap hujan lebat, banjir, gelombang tinggi, hingga pasang maksimum di wilayah pesisir.

“Cuaca ekstrem masih bisa terjadi hingga awal April, terutama saat arus mudik dan arus balik Lebaran. Intensitas hujan di sejumlah wilayah diperkirakan masih tinggi, bahkan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor,” ujar Dwikorita.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi mengganggu mudik Lebaran 2025.

Dia mengharapkan perjalanan mudik dapat berlangsung aman. Masyarakat diharapkan mengikuti peringatan dini dari BMKG untuk menjaga keselamatan selama perjalanan.

BMKG mencatat, meski pada bulan April diprediksi sudah memasuki masa transisi menuju musim kemarau, curah hujan masih cukup tinggi di beberapa wilayah.

Khusus pada 10 hari pertama April—bertepatan dengan arus balik Lebaran—hujan lebat berdurasi singkat tetap berpotensi terjadi, terutama di wilayah pesisir dan daerah rawan longsor.

Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai gelombang tinggi hingga 2 meter di perairan selatan Sumatera, selatan Jawa, dan Nusa Tenggara Timur, serta potensi banjir rob pada akhir Maret menjelang fase bulan purnama yang dapat meningkatkan pasang maksimum di wilayah pesisir.

Dwikorita menambahkan, peristiwa banjir besar yang terjadi di awal tahun ini menunjukkan perlunya pembenahan sistem drainase dan perlindungan lingkungan, khususnya di wilayah Jabodetabek.

Dia juga menyoroti meski intensitas hujan tahun ini lebih rendah dibanding tahun 2020, dampak banjir justru lebih parah.

“Kondisi lingkungan dan sistem aliran air yang kurang optimal menjadi penyebab utama. Banjir besar terjadi padahal curah hujannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya tetapi dampaknya jauh lebih parah di tahun ini. Jadi data dan fakta ini menunjukkan bagaimana pengaruh kondisi lingkungan kita” ungkapnya.

Sebagai bentuk mitigasi jangka pendek, BMKG meminta aparat daerah untuk memanfaatkan aplikasi Infobmkg (Weather Prediction), yang menyediakan prakiraan cuaca harian hingga enam hari ke depan selama periode Lebaran.

Aplikasi ini memuat informasi lengkap seperti intensitas hujan, suhu udara, kecepatan dan arah angin, serta potensi gelombang tinggi di jalur-jalur mudik.

BMKG dan Pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk selalu mengikuti informasi cuaca terkini dan memperhatikan peringatan dini yang diberikan BMKG, yang biasanya disebarluaskan mulai sepekan sebelum kejadian cuaca ekstrem.