OPEC Proyeksi Permintaan Minyak Mentah Dunia pada 2025 Capai 105,2 Juta Barel
Penulis :
redaksi
Share :
undefined
Hukum & Bisnis - Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia tahun 2025 sebesar 1,45 juta barel sehingga nantinya diperkirakan mencapai 105,2 juta barel dibandingkan permintaan minyak mentah dunia tahun 2024.
Plh. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Muhammad Rizwi JH menyebutkan proeksi tersebut sebagian besar dipicu karena adanya peningkatan permintaan minyak mentah oleh Tiongkok, kebutuhan bahan bakar transportasi, dan meningkatnya margin kilang petrokimia.
Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah cuaca musim dingin ekstrem dan suhu yang sangat dingin di belahan bumi bagian utara. Kondisi ini meningkatkan permintaan bahan bakar pemanas ruangan dan berpotensi mempengaruhi produksi hulu migas.
"Selain itu, kekhawatiran pasar akan pengetatan supply dan demand minyak mentah dunia, menyusul penerapan pengetatan sanksi yang lebih luas atas minyak mentah Rusia dan Iran, serta pengenaan sanksi lebih lanjut dari AS dan Eropa atas kapal tanker yang membawa minyak mentah Rusia, turut memengaruhi harga minyak mentah global," jelas Rizwi dalam siaran persnya yang diterima.
Berdasarkan laporan mingguan Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat pada Januari 2025, stok minyak mentah Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 500.000 barel menjadi 415,1 juta barel bila dibanding stok pada akhir bulan sebelumnya.
Kemudian, melemahnya nilai tukar Dolar Amerika Serikat yang membuat investasi berbasis dolar meningkat. Kondisi ini turut memengaruhi kenaikan ICP.
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga disebabkan oleh peningkatan tingkat pengolahan minyak mentah pada kilang milik Pemerintah Tiongkok, seiring dengan melonjaknya marjin kilang, di saat kilang swasta mengalami kesulitan akibat terdampak sanksi dari Amerika Serikat.
"Selain itu, terdapat peningkatan permintaan minyak mentah dari Timur Tengah, bersamaan dengan pengenaan sanksi yang lebih luas terhadap minyak mentah Rusia dan Iran. Hal ini terkonfirmasi dengan kenaikan Official Selling Price (OSP) minyak mentah Arab Saudi yang diekspor ke Asia sebesar US$0,40 -US$0,60 perbarel," tutup Rizwi.