Berita

Suswono Minta Maaf atas Guyonan 'Janda Kaya,' Ramdan Alamsyah Sebut Itu Soal Kepatutan, Bukan Soal Hukum

Selasa, 29 Oktober 2024 - 22:15 WIB

Penulis :

Redaksi
Tags : Suswono, Janda Kaya, Ramdan Alamsyah, Pilkada DKI, Kampanye,
Suswono Minta Maaf atas Guyonan 'Janda Kaya,' Ramdan Alamsyah Sebut Itu Soal Kepatutan, Bukan Soal Hukum
Ramdan Alamsyah buka suara soal polemik Janda Kaya

Hukum & Bisnis – Guyonan "janda kaya menikahi pemuda pengangguran" yang disampaikan oleh Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Suswono, dalam sebuah acara sosialisasi kini menjadi sorotan publik. Pernyataan tersebut memicu kontroversi yang bahkan dilaporkan ke pihak kepolisian oleh Ormas Betawi Bangkit sebagai dugaan penistaan agama. Namun, politisi Ramdan Alamsyah menyebut bahwa polemik ini lebih menyangkut etika dan kepatutan dalam berkomunikasi ketimbang pelanggaran hukum.

 

Menurut Ramdan, Suswono tidak bermaksud menyinggung siapa pun dengan pernyataannya. "Tidak ada unsur pidana dalam pernyataan tersebut, apalagi sampai dianggap penistaan agama. Ini lebih pada soal kepatutan dan etika dalam menyampaikan guyonan," kata Ramdan di Jakarta, Senin (29/10/2024).

 

Ramdan menambahkan bahwa laporan Ormas Betawi Bangkit terhadap Suswono di Polda Metro Jaya seharusnya diarahkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), bukan kepolisian. "Ini bagian dari kampanye Pilkada, jadi kalau memang dianggap ada pelanggaran kampanye, itu ranah Bawaslu," ujar Ramdan.

 

Di sisi lain, Suswono sendiri telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Ia mengakui bahwa guyonan tersebut disampaikan sebagai respons terhadap celetukan warga, namun mengaku khilaf karena menyadari guyonannya bisa disalahpahami. “Saya menyadari bahwa candaan ini menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, saya meminta maaf sekaligus mencabut pernyataan tersebut,” ujar Suswono pada Senin, 28 Oktober 2024.

 

Mantan Menteri Pertanian ini menjelaskan bahwa niatnya adalah menggugah perhatian terhadap kesejahteraan warga Jakarta, termasuk anak yatim dan kaum janda. Ia juga menegaskan bahwa ucapannya tidak dimaksudkan untuk menyinggung atau merendahkan kelompok mana pun.

 

Namun demikian, Ramdan menilai bahwa teguran publik atas candaan Suswono merupakan bentuk kontrol sosial yang harus dihormati. Ia juga berharap kasus ini menjadi pengingat bagi para calon pemimpin untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi. “Kritik masyarakat merupakan bagian penting dari demokrasi, tapi mari kita pahami konteksnya,” ungkapnya.