Selamatkan Generasi Muda Indonesia, Catatan Konseptual untuk Sandi Uno
Penulis :
Rio Soemantri Hassan, Pemerhati Kebijakan Publik
Share :
Sumantri Hasan/Dokumen penulis
Senang mendengar dan menyaksikan Koordinator PPKM Darurat Luhut Binsar Panjaitan meminta maaf dari lubuk hati yang dalam ihwal acakawut penyelesaian menghadapi virus Covid 19 bin delta.
Namun senang saja tidak cukup. Generasi 90an yang sudah menjadi bapak atau ibu paling merasakan dampak kebijakan ini pada anak anaknya. Terobosan harus dilakukan. Dan sebagai penganut mazhab Mardigu ijinkan saya mengkritik dan sekaligus menawarkan solusi praktis.
Bagi generasi 90 an entah X atau Y sedih melihat nasib anak anak milenial atau sebutlah generasi Z dari cara penanganan generasi tua terhadap masa depannya kelak. Bukan saja interaksi yang direnggut. Boleh jadi mimpinya telah direnggut.
Kita semua sekarang ini merasa dalam penjara yang terkubur hidup hidup dalam segala keterbatasan akibat virus Covid 19 yang belum terkendali. Kita bisa saja pro kontra asumsi ini. Tapi tidak akan menutup mata akan nasib anak anak kita?
Dalam rumah lama merenung. Siapa yang bisa bergerak cepat menyelamatkan generasi muda? Pilihan saya pada Sandiaga. Karena ada satu peran strategik yang ia bisa selamatkan dengan sinergi dengan kementrian pendidikan nasional membuat skema pendidikan kreatif masa depan.
Dan mohon maaf penulis bukan saja wacana. Beberapa proposal telah diusulkan namun belum direspon terkait skema pendidikan kreatif masa depan yang sekiranya menarik buat generasi Z dalam suasana prihatin saat ini.
Dan kita senang saja menyaksikan optimisme seorang Sandi dalam pelbagai upaya yang dilakukan. Terutama meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif. Bidikannya pada musik dan film.
Tapi Sandi lupa Bollywood mendunia filmnya karena di tiap kecamatan atau mungkin kelurahan di India di fasilitasi para seniman lokal oleh pemerintahnya bioskop dihadirkan. Bagaimana Indonesia? Kita sama sama tahu pemainnya.
Bagaimana KPop dan drama korea mendunia pun tidak ujug ujug. Pemerintah korsel memfasilitasi dalam setiap aras kebijakannya. Di indonesia pekerjaan rumah musisi masih sama. Royalti dan pembajakan.
Semoga Bung Sandi baca ini. Kalau kritik yang lain saya pasti di somasi buzzerRp. Sekali lagi, skema pendidikan kreatif masa depan taruhan masa depan generasi muda Indonesia akibat daya solusi generasi tua.
Malulah sama Alip Ba Ta yang mendunia tanpa sentuhan pemerintah Indonesia. Sidang pembaca mungkin bertanya. Seperti apa konsep pendidikan kreatif masa depan itu? Jawabnya singkat. Barang mahal mana ada diobral. Gila lu ndro!
Akhirul kalam. Selamat hari raya Qurban buat Bung Sandi dan bagi umat Islam yang merayakan. Tabik. (*)
Disclaimer: Tulisan ini adalah Opini dari Penulis. Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan hukumbisnis.net terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada Penulis Opini. Redaksi hukumbisnis.net akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.