Sosok

Sosok Populer Itu Bernama Sandiaga Salahuddin Uno

Rabu, 23 Desember 2020 - 13:42 WIB

Penulis :

redaksi
Tags : Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata
 Sosok Populer Itu Bernama Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno

Hukum & Bisnis (Jakarta) - Nama Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno B.B.A., M.B.A. terus berpendar di panggung pemberitaan nasional. Tak hanya narasi dan diskripsi bisnis, kisah karir politiknya pun selalu menyedot perhatian publik.

Ke depan, setelah resmi menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandi, sapaan akrabnya, bakal semakin merebut perhatian masyarakat.

Lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969, putra pasangan Razif Halik (Henk) Uno dan Rachmini Rachman (Mien) Uno ini memiliki pengalaman hidup, yang bisa dikatakan komplit. Dia telah meraih pencapaian optimal di beberapa bidang. Selain bisnis, Sandi juga mendapat pencapaian luar biasa di bidang pendidikan dan politik.

Di bidang pendidikan, Sandi merupakan lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude. Setelah sempat bekerja sebagai karyawan Bank Summa pada 1990, dia pun melanjutkan pendidikan di Universitas George Washington, Amerika Serikat. Lagi-lagi, dia mendapat nilai akademik memuaskan, dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00.

Selepas memperkaya ilmu di kampus, Sandi pun mempraktikkan di dunia kerja. Ayah tiga anak ini mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Di Bank Summa, ia bertemu dan berguru dengan konglomerat William Soeryadjaya pemilik Bank Summa.

Bekerja dan Berbisnis

Selanjutnya pada 1993, suami dari Noor Asiah Abdul Aziz ini bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi. Tak lama kemudian, dia pindah ke MP Holding Limited Group pada 1994. Pada 1995 dia pindah kerja lagi ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd, dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan. Sayang, krisis moneter sejak akhir 1997 membuat perusahaan tempatnya bekerja bangkrut.

Saat itu juga, dia memutuskan kembali ke Tanah Air, dengan status pengangguran. Tak putus asa, Sandi kemudian menyebar lamaran kerja ke sejumlah perusahaan. Ironi, tak satu pun lamarannya diterima. Semua perusahaan seragam menolak.

Namun, justru penolakan itu lah yang membangkitkan keberaniannya untuk membangun bisnis sendiri. Bersama rekannya, ia mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.

Pada 1997 dia mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani. Setelah berjalan satu setengah tahun, Sandi bertemu dengan Edwin Soeryadjaya, putra William Soeryadjaya, pendiri PT Astra Internasional. Keduanya pun sepakat mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya. Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.

Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga. Beberapa perusahaan telah dijual kembali, antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.

Kesuksesan berbisnis berbanding lurus dengan pencapaian keuangan Sandi. Dia pun masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia. Pada 2007, misalnya, Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe, dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS. Selanjutnya, pada 2008 namanya tercatat sebagai orang terkaya ke-63 di Indonesia, dengan total aset 245 juta dollar AS.

Setahun kemudian, pada 2009 namanya masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes. Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29. Selanjutnya pada 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dimana Sandimenduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta. Kemudian pada 2018 peringkatnya turun di peringkat 85 dengan taksiran kekayaan US$ 300 juta.

Karir Politik

Seperti bisnis, karir politik Sandi terbilang moncer. Cucu Raden Abdullah Rachman, yang pernah mendirikan partai politik di Gorontalo bernama Gerakan Kebangsaan Indonesia (Gerkindo) ini, sukses memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017, sebagai wakil gubernur.

Kala itu, Pilkada diikuti tiga pasang calon. Yakni Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat yang didukung oleh empat partai yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai NasDem. Pasangan cagub dan cawagub DKI yang kedua adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Pasangan ini diusung empat partai politik, yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan. Adapun pasangan cagub dan cawagub ketiga adalah Anies Baswedan dan Sandi Uno. Pasangan ini diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Sandi Uno bersama Anies Baswedan akhirnya memenangkan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan perolehan suara 57,96 persen, sementara Ahok-Djarot kalah dengan perolehan suara 42,04 persen. Selisih perolehan suara mereka terpaut jauh, yakni 15,92 persen.

Di Pilpres 2019 Sandi maju sebagai Calon Wakil Presiden nomor urut 2 berpasangan dengan Prabowo Subianto. Hasil dari pemilihan umum ini telah secara resmi diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia pada Selasa, 21 Mei 2019 dini hari. Pemilihan umum ini dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan perolehan suara 55,50%, diikuti oleh Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan perolehan suara 44,50%.

Kini, di penghujung 2020, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mendapat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Publik menunggu dan ingin tahu, akan kah Sandi kembali menapak kesuksesan? Hanya waktu yang akan menjawab.